Jember, 16 Mei 2025 lalu, Mahasiswa UT Jember yang tergabung dalam Ormawa UT Jember yang di dalamnya juga didominasi UKM Mapalaster (Pecinta Alam) UT Jember. Mereka melakukan survei terhadap penanganan mitigasi bencana banjir yang melanda di Desa Semboro, Kecamatan Semboro, Kabupaten Jember pada Jumat, 16 Mei 2025. Kegiatan ini mendapat sambutan hangat dari pihak Kecamatan Semboro karena mahasiswa UT memang baru pertama kalinya menginisiasi untuk melakukan pengabdian masyarakat di desa, utamanya Desa Semboro dan Desa Sidomekar yang sering terdampak banjir. Para mahasiswa didampingi oleh Bapak Dio selaku Penanggung Jawab Kemahasiswaan dan Alumni yang mendatangi beberapa petinggi di wilayah itu, yaitu bapak Sudarmanto (ketua RW yang juga merupakan relawan BPBD Jember), Bapak Antoni (kepala Desa Semboro), Bapak Budi (sekertaris Desa Sidomekar), dan Bapak Abdul Khadir (Kepala Kecamatan Semboro) untuk melakukan survei tentang banjir.
Bapak Budi menyampaikan penyebab banjir di Kecamatan Semboro terjadi akibat debit air naik dengan intensitas hujan yang tinggi mengakibatkan air sungai alam meluap. Sungai tersebut merupakan sungai pembuangan dari arah hulu (dataran tinggi) dengan sistem kontrol katup pada induk sungai. Beliau juga mengungkapkan bahwa Desa Semboro termasuk hilir (dataran rendah) khususnya daerah Rowotapen yang merupakan fokus giat kami, daerah tersebut dulunya merupakan daerah rawa (dataran yang tergenang air) namun saat ini daerah itu justru dijadikan tempat pemukiman warga yang dimana daerah tersebut berpotensi untuk terjadi banjir genangan saat curah hujan tinggi. Terkadang banjir juga disebabkan oleh kurangnya saluran air di Desa Semboro. Pinggiran sungai banyak ditanami pohon bambu yang menjadi salah satu penyebab banjir. Pak Antoni mengatakan, "Kebanyakan pinggir sungai ditanami pohon bambu yang memiliki akar yang merusak struktur bangunan. Selain itu, ketika hujan disertai angin akan menyebabkan pohon bambu rubuh dan ranting serta daunnya sangat mudah jatuh sehingga dapat menyumbat saluran air."
Di sisi lain, tiga orang perwakilan ORMAWA UT Jember didampingi Ibu Luluk melaksanakan kegiatan survei ke Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember untuk mendapatkan informasi data banjir yang ada di daerah Jember khususnya Desa Semboro. Pada hari itu, kami berkesempatan untuk melakukan wawancara langsung bersama Kepala BPBD Jember serta Koordinator Bidang 2 penanganan terkait tujuan awal kami.
Dalam wawancara tersebut, disinggung bahwasanya ada dua macam banjir yang terjadi di Jember, yaitu banjir bandang dan banjir genangan. Bapak kepala BPBD menyampaikan "Banjir yang terkait dengan bandang itu biasanya daerahnya itu dekat dengan daerah-daerah pegunungan seperti daerah Panti". Seperti yang telah dibicarakan, banjir bandang bisa terjadi ketika hulu sungai dekat dengan daerah pegunungan seperti di Kecamatan Panti, Kecamatan Sukoambi, dan Kecamatan Silo. Sedangkan untuk Desa Semboro termasuk ke daerah yang terdampak banjir genangan. Banjir genangan sendiri bisa terjadi akibat curah hujan tinggi yang berakibat pada meluapnya sungai serta saluran air akibat tersumbat sampah, sedimentasi material yang terbawa sungai atau bahkan dapat terjadi akibat jarangnya/sedikitnya titik-titik resapan air.
Dengan melakukan kedua survei ini, diharapkan rencana untuk kegiatan pemasangan biopori, konservasi sampah, dan restorasi hutan dapat terlaksana dengan baik sehingga masalah banjir di Desa Semboro dapat teratasi dan kehidupan masyarakat dapat berjalan lebih baik lagi sebagai tujuan dari mahasiswa UT Jember untuk melakukan pengumpulan proposal dalam kegiatan PPK Ormawa yang diadakan oleh Kemendikti Saintek. Kegiatan PPK Ormawa merupakan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan potensi Ormawa di Perguruan Tinggi yang dapat memahami persoalan di daerah dan dapat mengatasi secara keberlanjutan. Diharapkan pengajuan proposal PPK Ormawa ini mendapat pendanaan hingga UT Jember menjadi perguruan tinggi jarak jauh yang juga peka terhadap soal masyarakat dan lingkungan. (Serly dan Naresh, digubah Dio)