
Jember (04/09) – Organisasi Kemahasiswaan (Ormawa) Universitas Terbuka (UT) Jember menggelar kegiatan Layar Purnama berupa pemutaran film dan diskusi interaktif pada malam puncak Dies Natalis UT ke-41 yang sekaligus turut memeriahkan kegiatan hari lahirnya Universitas Terbuka sebagai pelopor kampus dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Acara yang diikuti oleh lintas organisasi kampus di wilayah Jember ini menampilkan film pendek Tilik (2018) sebagai bahan refleksi sekaligus pemantik diskusi bagi para mahasiswa yang hadir.
Film Tilik yang sempat viral di masyarakat dipilih karena sarat isu sosial, khususnya mengenai domestifikasi dan objektifikasi perempuan. Melalui tokoh Bu Tejo dan latar cerita yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, film ini mengundang beragam perspektif di kalangan mahasiswa. Pandangan seperti bagaimana bentuk penilaian wanita yang keluar malam, bagaimana para ibu-ibu di perumahan sering melakukan gosip/bergunjing, sebagai salah satu yang diperbincangkan sebagai pembentukan stigma karakter perempuan di kalangan masyarakat.

Diskusi yang berlangsung hangat mengupas beberapa aspek, mulai dari pencarian pembenaran atas praktik domestifikasi perempuan, stigma sosial yang muncul di balik percakapan sehari-hari, hingga teknik sinematografi yang digunakan dalam film karya Wahyu Agung Prasetyo tersebut. Dibangun dengan satu latar, yakni di atas truk dengan posisi kamera bird eye menunjukkan kekuatan sekaligus objektifikasi terhadap perempuan itu sendiri. Jadi, selain membedah isu gender, mahasiswa juga mengulas sisi teknis pengambilan gambar, gaya penceritaan, hingga keunikan karakter yang menjadikan Tilik fenomenal di kalangan penonton.
“Melalui film, kita bisa belajar banyak hal, termasuk soal konstruksi sosial yang tidak jarang membatasi perempuan. Tilik membawa kita bercermin pada realitas itu dengan cara yang sederhana tapi mengena,” ujar Maudy salah satu peserta diskusi dari Ikatan Mahasiswa Sastra Indonesia (IMASIND) Universitas Jember.

UT Jember turut bangga karena pemikir-pemikir muda telah bangkit melalui diskusi dalam sebuah diskursus sosial yang jarang terjadi di kampus. Diskusi yang membangun ini merupakan sebuah momentum cita-cita UT untuk meningkatkan kualitas akademik ke depannya. Melalui Layar Purnama yang telah diadakan sebanyak tiga (3) kali ini yang juga turut memeriahkan kegiatan Dies Natalis UT diharapkan mampu menarik minat banyak mahasiswa untuk dapat berkembang dan berproses dalam diskusi, kritis, dalam mengkaji fenomena sosial yang ada.
Melalui Layar Purnama, Ormawa UT Jember berharap agar mahasiswa semakin terbuka terhadap isu sosial, budaya, dan gender, serta mampu mengekspresikan gagasan kritis melalui forum diskusi kreatif. (Dio)
