Saat gaung kuliah online terdengar begitu keras, saat itulah generasi muda mulai merasakan betapa mudah dan menyenangkan menjadi mahasiswa tanpa harus melakukan perkuliahan yang terikat kelas. Berkuliah online menjadi salah satu pilihan terbaik saat ini dimana tuntutan untuk memiliki skill dan kompetensi mumpuni harus disandingkan dengan formalitas pendidikan. Dua kebutuhan yang menjadi sebuah dikotomi di masyarakat menjadi alasan bagi sebagian banyak orang yang kesulitan untuk dapat bekerja sekaligus berkuliah, sedangkan tuntutan ekonomi dan karir berbanding lurus dengan semakin bertambahnya zaman dan umur sesorang. Universitas Terbuka yang membuka peluang untuk berkuliah sercara online, memberikan oase di tengah masyarakat utamanya anak muda yang suka memiliki kesibukan tertentu.

   Pada tantangannya, perkuliahan online yang masih awam terdengar di tengah masyarakat menjadikan Universitas Terbuka harus memiliki kiat-kiat pendekatan kepada mahasiswa agar mereka dapat tetap belajar dengan nyaman, meski pembelajaran yang dilakukan berbasis digital. Strategi Universitas dalam melakukan hal itu adalah dengan penyelenggaraan beberapa pelatihan bagi mahasiswa baru Universitas Terbuka sehingga masa transisi mereka yang sebelumnya terbiasa dengan aktivitas belajar tatap muka, lalu bertransformasi mengikuti pembelajarannya secar online dan mandiri. Sehingga, sebagai bentuk layanan dan dedikasi Universitas Terbuka, perlu diadakannya pelatihan bagi mahasiswa untuk memberikan arahan, pengetahuan, serta tips untuk melakukan pembelajaran online di Universitas Terbuka.

   Kemarin semenjak 9 November hingga 12 November lalu diadakan pelatihan yang menginjak pada pelatihan ketiga pada Layanan Pendukung Kesuksesan Belajar Jarak Jauh (LPKBJJ) bertajuk Workshop Tugas. Kegiatan Workshop Tugas rutin dilakukan oleh Universitas Terbuka, khususnya Universitas Terbuka Jember untuk memberikan layanan kepada mahasiswa yang berada di wilayah tapal kuda, yakni Probolinggo hingga Banyuwangi untuk memberikan pengarahan perihal bagaimana cara pengerjaan Tugas Pembelajaran di UT, lalu bagaimana menjaga integritras akademik dalam perkuliahan online, bentuk layanan pendidikan apa saja yang akan didapatkan dalam perkuliahan online, hingga strategi melakukan praktikum dalam perkuliahan online.

   Materi yang disampaikan pada kegiatan Workshop Tugas tersebut dirasa memang sangat baru bagi para mahasiswa yang belum pernah menjajal aktivitas perkuliahan online dengan lingkungan digital yang kuat. Terdapat 15 instruktur yang terlibat dalam kegiatan tersebut yang terbagi menjadi 3-4 kelas setiap harinya. Masing-masing instruktur menyampaikan materi yang berbeda dengan menggunakan aplikasi Microsoft Teams. Banyak hal yang didiskusikan antara pemateri dan peserta pelatihan ini, sehingga pelatihan dapat berjalan efektif. Seorang peserta bernama Muhammad T. menanyakan, “seperti bagaimana cara mengutip yang baik dan benar sehingga kita tidak terkena plagiasi?”. Lalu Inneke sebagai instruktur menjawab, “Bahwa untuk mengutip perlu mencantumkan sumber yang valid, membaca sumber secara komprehensif, dan memparafrase hasil tafsir kita terhadap materi.” Selain itu ada juga pertanyaan dari Fatimatuz Zahro tentang bagaimana proses penilaian tugas di elearning UT. Di kelas B, Nita menjawab bahwa proses penilaian tugas bertahap, teliti, dan melalui pengawasan dari UT juga sehingga tutor memang harus selalu teliti dalam menilai tugas yang dikumpulkan mahasiswa agar menghasilkan output yang baik.

   Harapannya, setelah mengikuti kegiatan workshop tugas tersebut, mahasiswa Universitas Terbuka Jember menjadi lebih paham tentang perkuliahan online yang harus mereka kerjakan, serta mereka dapat lebih aktif dalam pengerjaan tugas pembelajaran yang dilaksanakan selama belajar di Universitas Terbuka. Dari sini, mahasiswa baru jadi mengetahui bahwa mengerjakan tugas di Universitas Terbuka dapat semudah dan semenyenangkan itu, bisa sambil rebahan, bisa sambil nonton netflix, dan banyak lagi. (DEE)