“BUKAN MENARA GADING”: GELAR DISEMINASI FORUM, UT JEMBER KENALKAN PTTJJ KEPADA MKKS DAN MGBK SE-TAPAL KUDA
Pada tanggal 07 Desember 2021 lalu, Universitas Terbuka telah mendapat persetujuan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 0835/E.E3/KB.00/2021, untuk beralih status dari Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK-BLU) menjadi PTN Badan Hukum (PTNBH), meskipun masih harus menunggu Peraturan Pemerintah (PP) terkait operasionalisasinya. Peralihan status ini, tentu menjadikan UT lebih fleksibel dan responsif dalam menjawab kebutuhan industri dan perkembangan zaman, utamanya terkait buka-tutup program studi. Senada dengan hal tersebut, Rektor UT Prof. Ojat Darojat, M.Bus., Ph.D menargetkan satu juta mahasiswa, yang dicanangkan dan menjadi misi UT untuk beberapa tahun kedepan. Ini merupakan misi pemerintah sebagai upaya meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Tinggi di Indonesia.
Gayung bersambut, UT Jember sebagai salah satu kantor cabang yang berperan dalam upaya peningkatan daya jangkau UT di daerah, secara aktif terus “menggedor”, menguatkan kembali motivasi masyarakat untuk mengenyam Pendidikan Tinggi. Menargetkan MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah) dan MGBK (Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling Indonesia), diseminasi forum pun digelar. Forum yang juga didukung oleh Dinas Pendidikan Kabupaten (Jember, Lumajang, Kab/Ko. Probolinggo, Situbondo, Bondowoso, dab Banyuwangi) ini, berhasil menggerakkan komitmen para guru untuk bersama-sama mengantarkan anak didiknya mengenyam Pendidikan Tinggi melalui Universitas Terbuka Jember.
Diseminasi forum ini dimulai sejak tanggal 24 Januari – 09 Februari 2022. Bertempat di Kantor UT Jember, SMK SAQA Kraksaan Probolinggo, SMKN 1 Bondowoso, SMAN 1 Giri Banyuwangi, dan SMKN 1 Lumajang. Sebanyak 274 peserta (terdiri dari Kepala Sekolah dan Guru BK) dari 7 kabupaten/kota di wilayah UT Jember telah berpartisipasi dalam diseminasi forum tersebut.
Konteks Pendidikan Tinggi Terbuka dan Jarak Jauh (PTTJJ) menjadi fokus materi yang disampaikan, utamanya terkait apa dan bagaimana UT; fleksibilitas dan aksesibilitas layanan pendidikan, sistem jaminan kualitas, kompetensi lulusan, kontribusi angka serapan pendidikan tinggi, dan biaya pendidikan. Mengawali sambutannya, Direktur UT Jember, Dra. Barokah Widuroyekti, M.Pd. selalu berpesan, bahwa “ketika ada kebutuhan tentang mencari suatu pendapatan, dan disisi lain tetap berkomitmen mengenyam Pendidikan tinggi, disaat itulah UT dapat menjadi jawaban”. Melalui PTTJJ-nya, UT secara historis telah mengawal para mahasiswanya untuk dapat berkuliah tanpa meninggalkan pekerjaannya. Mendukung long life education (pembelajar sepanjang hayat), tidak sedikit mahasiswa UT yang kuliah sambil bekerja. Dua hal berjalan dan berproses beriringan, menimba teori sambil berpraktik di dunia kerja.
Dahulu, sejak awal pendiriannya di Tahun 1984, UT identik dengan profesi mahasiswanya yang cenderung homogen, yaitu guru. Mengingat Program Pembangunan SD Inpres yang telah berjalan sejak Tahun 1973, menuntut penambahan jumlah guru beserta kompetensinya. Namun hingga saat ini, mahasiswa UT secara nasional datang dari beragam latar dan profesi. Tercatat, di Tahun 2021, sebanyak 69,14% dari total mahasiswa UT, berada pada rentang umur 25-29 tahun, “UT dahulu dikenal sebagai sekolahnya para guru, tapi sekarang sebagian besar mahasiswa UT berasal dari apa yang biasa disebut sebagai generasi milenial”, tegas Teguh Prakoso, S.Pd., M.Hum yang turut memberikan materi pada forum diseminasi ini.
Ada ibarat, Universitas tak ubahnya menara gading. Ibarat ini lumrah bertebaran di dalam diskursus, obrolan sambil lalu, artikel-artikel akademik, bahkan kerap bertengger di kanal-kanal media cetak/online. Akses ke pendidikan tinggi, diurai menjadi beberapa isu demografis, ekonomis, sosial dan budaya sebagai bagian dari “pembatas” dalam mengeyam Pendidikan tinggi. Melalui diseminasi forum ini, UT Jember telah berhasil membungkus sebuah pembelajaran, pemahaman, dan kesadaran, bahwa Universitas bukanlah “Menara Gading”. UT menerima mandat dari pemerintah untuk memberikan akses pendidikan tinggi terhadap seluruh masyarakat Indonesia. Untuk itu, sekat-sekat yang lumrah menjadi penghalang masyarakat mengakses pendidikan tinggi; umur, tahun lulusan, kondisi demografis, biaya pendidikan, telah berhasil dijawab melalui sistem Pendidikan Tinggi Terbuka dan Jarak Jauh (PTTJJ) yang dipelopori oleh UT. Diseminasi forum ini, ditutup oleh beragam permintaan para Kepala Sekolah dan Guru BK dari Kabupaten masing-masing untuk mengundang UT Jember hadir dihadapan para siswa-siswinya. Tindak lanjut atas permintaan tersebut, UT Jember secara berkala gencar melakukan sosialisasi program UT kepada siswa SMA/SMK dan yang sederajat, baik secara luring maupun daring.
Kontributor: Fadhilatul Azhar